WINDY TERUS DORONG PENGEMBANGAN UMKM DAN WASTRA KALBAR
No: 866 /RO-ADPIM
Ket: Publish
WINDY TERUS DORONG PENGEMBANGAN UMKM DAN WASTRA KALBAR
PONTIANAK - Bertempat di Studio 2 TVRI Stasiun Kalimantan barat. Windy Prihastari, S.STP., M.Si. Selaku Penjabat Ketua dekranasda menjadi bintang tamu dalam program TV TVRI "Mak Cik Beleter" yang membahas UMKM dan Wastra Kalimantan Barat, Senin (25/11/2024).
UMKM merupakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah jadi UMKM merupakan 2 kategori usaha yaitu usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Dimana dalam pembagian kewenangan berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terdapat pembagian kewenangan dimana untuk usaha mikro merupakan kewenangan pemerintah kabupaten/ kota dan usaha kecil menengah merupakan kewenangan pemerintah provinsi.
Untuk kategori UMKM berdasarkan Undang – Undang Nomor 8 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Salah satu yang menjadi kriteria adalah kekayaan bersih usaha dan nilai penjualan usaha tahunan, yaitu:
- Usaha mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak 50 juta dan hasil penjualan tahunan paling banyak 300 juta.
- Usaha kecil memiliki kekayaan bersih 50 juta – 500 juta dan hasil penjualan tahunan 300 juta – 2,5 milyar
- Usaha menengah memiliki kekayaan bersih 500 juta – 10 milyar dan hasil penjualan tahunan 2,5 milyar – 50 milyar.
Terkait dengan pertumbuhan UMKM di Kalimantan Barat, dirinya menyebutkan bahwa terdapat beberapa produk unggulan UMKM kalbar yang memiliki keunikan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen baik dalam maupun luar negeri.
“Nah, seperti di Kuliner kita memiliki produk olahan dari Talas/ Keladi, Lidah Buaya, dan banyak lagi kuliner basah yang juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kalbar seperti kue tradisional Bingke, Chai kue, dan jajanan kue tradisional lainnya”, tutur Windy.
Kemudian Windy juga menyebutkan bahwa dari produk wastra dan kerajinan kalbar juga sudah banyak dikenal juga anyaman seperti tikar bidai dari Bengkayang dan kerajinan akar keladi air dari Kubu Raya.
"Untuk cakupan pasar produk kita sudah banyak yang dapat menembus pasar nasional dan internasional, jadi banyak produk UMKM Kalbar sudah tidak hanya di pasar lokal saja," pungkasnya.
Pj. Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar ini juga menyatakan bahwa wastra Kalimantan Barat tidak hanya dipromosikan di tingkat nasional, tetapi juga internasional.
Oleh karenanya, Dekranasda berkomitmen untuk terus mengembangkan wastra dan kriya sebagai penggerak ekonomi kreatif dan pendukung UMKM di Kalimantan Barat. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung dan bangga terhadap produk UMKM Kalimantan Barat.
"Dekranasda bersama stakeholder terkait berkolaborasi secara pentahelix dalam melakukan pembinaan Dekranasda dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Kami telah mengadakan workshop di daerah perbatasan dengan para perajin tenun, memberikan pelatihan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas produk”, ujar Windy.
Disebutkannya, Dekranasda terus mendorong para perajin untuk tidak hanya menghasilkan produk berupa kain saja, tetapi juga mengembangkannya menjadi produk fashion dan kriya seperti tas, sandal, sepatu, anting, jilbab, dan aksesoris lainnya.
"Kami juga memberikan pelatihan agar mereka selalu update dengan tren terkini. Untuk regenerasi perajin, kami mendorong generasi muda, khususnya anak-anak SMA, untuk mempelajari keterampilan ini. Contohnya, ada seorang pemuda di Kapuas Hulu yang berhasil menjadi pemuda pelopor tingkat nasional melalui Disporapar dengan mengangkat wastra dan membuka sekolah khusus perajin di Kapuas Hulu”, tambahnya.
Windy juga turut menghimbau agar semua produk kekayaan, inovasi, kreativitas seperti wastra, fashion, seni, budaya, dan lagu dicatat dan didaftarkan untuk mendapatkan perlindungan kekayaan intelektual.
Dengan kolaborasi dan inovasi, diharapkan UMKM Kalimantan Barat dapat terus berkembang dan menghasilkan produk-produk unggulan yang berdaya saing di pasar nasional dan internasional.(irf/ica)