KRISANTUS AJAK SEMUA SUKSESKAN NAIK DANGO-2 KOTA PONTIANAK
No : 197 /RO-ADPIM/2025
Ket : Publish
KRISANTUS AJAK SEMUA SUKSESKAN NAIK DANGO-2 KOTA PONTIANAK
PONTIANAK — Wakil Gubernur Kalimantan Barat Krisantus Kurniawan S.IP., M. Si., menyambut dengan hangat kedatangan Ketua DAD (Dewan Adat Dayak) Kota Pontianak Yohanes Nenes beserta jajaran. Audiensi tersebut dilaksanakan diruang kerja Wakil Gubernur Kalimantan barat, Selasa (15/4/2025).
Dalam audiensi yang berlangsung, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si., menyampaikan dukungan penuhnya terhadap pelaksanaan kegiatan budaya Naik Dango ke-2 yang akan diselenggarakan oleh Dewan Adat Dayak Kota Pontianak. Acara yang merupakan salah satu perayaan adat terbesar masyarakat Dayak ini dijadwalkan berlangsung pada tanggal 25 hingga 30 April 2025, dan akan dipusatkan di Rumah Radakng, Kota Pontianak.
Krisantus menegaskan bahwa Naik Dango bukan hanya sekadar perayaan budaya tahunan, melainkan telah menjadi salah satu ikon kebudayaan Kalimantan Barat yang memiliki nilai penting dalam memperkuat identitas masyarakat Dayak serta mempererat hubungan antar etnis dan komunitas di daerah tersebut.
Oleh karena itu, menurutnya, kegiatan ini perlu mendapatkan dukungan penuh dari seluruh lapisan pemerintah, baik di tingkat kota, provinsi, hingga nasional.
“Tentu ini merupakan sebuah event besar di Provinsi Kalimantan Barat, yang wajib didukung oleh pemerintah dari semua tingkatan,” tegasnya saat menerima kunjungan panitia pelaksana Naik Dango ke-2.
Lebih lanjut, Krisantus juga mengajak pelaku-pelaku usaha, baik lokal maupun nasional, untuk ikut serta berpartisipasi dalam menyukseskan kegiatan tersebut. Ia menilai bahwa acara budaya seperti Naik Dango memiliki dampak positif yang luas, tidak hanya dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur, tetapi juga dalam mendorong sektor ekonomi kreatif, pariwisata, serta promosi Kalimantan Barat ke tingkat nasional bahkan internasional.
“Bukan hanya pemerintah, saya juga mengimbau kepada para pelaku usaha untuk turut serta mendukung dan mensukseskan pelaksanaan Naik Dango di Kota Pontianak. Ini merupakan momentum penting yang berdampak besar, tidak hanya bagi masyarakat Dayak, tetapi juga untuk kemajuan daerah secara keseluruhan,” harapnya.
Krisantus menerangkan bahwa pelaksanaan Naik Dango ke-2 tahun ini tidak hanya akan memberikan dampak positif secara lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk memberikan pengaruh hingga tingkat nasional bahkan internasional. Ia menyoroti bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah membuka akses seluas-luasnya terhadap informasi dan peristiwa budaya, sehingga kegiatan seperti Naik Dango dapat dengan mudah dikenal oleh masyarakat luas, tanpa terhalang oleh batasan geografis maupun waktu.
“Kegiatan ini tentu akan berdampak luas, bukan hanya secara lokal, tetapi juga bisa menjangkau skala nasional dan internasional. Di era digital sekarang ini, jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang untuk memperkenalkan kekayaan budaya kita kepada dunia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Krisantus memberikan penekanan khusus agar pelaksanaan Naik Dango ke-2 dapat dilakukan dengan kualitas yang lebih baik dan profesional, dengan menampilkan berbagai kekayaan budaya Dayak secara utuh dan otentik. Ia mendorong panitia untuk tidak hanya menampilkan aspek seremonial, tetapi juga memasukkan unsur edukatif melalui pengenalan alat-alat tradisional peninggalan nenek moyang, khususnya yang digunakan dalam pengelolaan hutan secara arif dan berkelanjutan.
“Naik Dango kali ini harus diselenggarakan dengan kualitas yang lebih tinggi. Tampilkan berbagai event budaya kita, dan jangan lupa untuk memamerkan alat-alat tradisional yang dulu digunakan oleh nenek moyang kita dalam mengelola hutan. Ini penting agar generasi muda, khususnya generasi milenial dan Gen Z, bisa memahami dan menghargai betapa besar perjuangan leluhur mereka dalam mempertahankan hidup melalui kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun,” jelasnya.
Ia juga menyeru akan pentingnya pemahaman terhadap sejarah dan warisan leluhur sebagai landasan moral dan spiritual dalam menyongsong kemajuan zaman. Menurutnya, meskipun saat ini generasi muda telah lahir dan tumbuh dalam era kemudahan teknologi, mereka tidak boleh melupakan akar sejarah dan perjuangan para pendahulu yang telah meletakkan dasar-dasar kehidupan yang mereka nikmati hari ini.
“Saat ini kita hidup di tengah kemudahan teknologi yang luar biasa. Tapi kita tidak boleh melupakan sejarah. Kita tidak boleh lupa akan perjuangan nenek moyang kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita, serta membentuk peradaban yang kita nikmati saat ini. Pemahaman terhadap sejarah adalah pijakan penting untuk menghadapi masa depan dengan bijak,” tutupnya. (Ais/irm)